Apa itu Jibt dan Thagut.?
Sebelum membahas apa itu Jibt dan Thaghut. Saya kemukakan dahulu dalil mengenai Jibt dan Thaghut.
Al-Baqarah:256
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS.Al-Baqarah:256)
An-Nisa:51
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman." (QS.An-Nisa:51)
An-Nisa:60
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (QS.An-Nisa:60)
An-Nisa:76
"Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." (QS.An-Nisa:76)
Al-Maidah:60
"Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus." (QSAl-Maidah:60)
An-Nahl:36
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS.An-Nahl:36)
Az-Zumar:17
"Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku," (QS.Az-Zumar:17)
Ada banyak dalil mengenai Thagut, tapi mengenai Jibt hanya beberapa yang membahasnya. Berikut saya terangkat beberapa pendapat ulama mengenai Jibt & Thaghut.
Thaghut
Kata Jabir, Thaghut-thaghut ialah para tukang ramal yang didatangi setan; pada setiap kabilah ada seorang tukang ramal.
Ibnu al-Qayyim -rohimahullah- berkata, "Thaghut adalah setiap tindakan yang melampaui batasan, baik terhadap sesuatu yang disembah, diikuti atau dipatuhi."
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
Menurut Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Thaghut adalah setiap yang disembah selain Allah, ia rela dengan peribadatan yang dilakukan oleh penyembah atau pengikutnya, atau rela dengan keta'atan orang yang menta'atinya dalam hal maksiat kepada Allah dan RasulNya.
Bentuk Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu thaghut itu amat banyak, tetapi pemimpin mereka ada lima:
1. Setan
Thaghut ini selalu menyeru beribadah kepada selain Allah. Dalil-nya adalah firman Allah سبحانه و تعالى,
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu." (Yaasiin: 60)
2. Penguasa zhalim yang mengubah hukum-hukum Allah Ta'ala
Seperti peletak undang-undang yang tidak sejalan dengan Islam. Dalilnya adalah firman Allah سبحانه و تعالى yang mengingkari orang-orang musyrik. Mereka membuat peraturan dan undang-undang yang tidak diridhai oleh Allah. Allah سبحانه و تعالى berfirman,
"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari'atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?" (Asy-Syuuraa: 21)
3. Hakim yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah
Jika ia mempercayai bahwa hukum-hukum yang diturunkan Allah tidak sesuai lagi, atau dia membolehkan diberlakukannya hu-kum yang lain. Allah سبحانه و تعالى berfirman,
"Dan barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir". (Al-Maa'idah: 44)
4. Orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib selain Allah
Dalam hal ini Allah سبحانه و تعالى berfirman,
"Katakanlah, 'Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah'." (An-Naml: 65)
5. Seseorang atau sesuatu yang disembah dan diminta pertolongan oleh manusia selain Allah, sedang ia rela dengan yang demikian
Dalilnya adalah firman Allah سبحانه و تعالى,
"Dan barangsiapa di antara mereka mengatakan, 'Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain Allah'. Maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zhalim." (Al-Anbiyaa': 29) Setiap mukmin wajib mengingkari thaghut sehingga ia menjadi seorang mukmin yang lurus. Allah سبحانه و تعالى berfirman,
"Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 256) Ayat ini merupakan dalil bahwa ibadah kepada Allah sama sekali tidak bermanfa'at, kecuali dengan menjauhi beribadah kepada selain-Nya. Rasulullah menegaskan hal ini dalam sabdanya,
"Barangsiapa mengucapkan, 'Laa ilaaha illallah', dan mengingkari apa yang disembah selain Allah, maka haram atas harta dan darahnya". (HR. Muslim)
Jibt
Dalam Kitab Tauhid oleh Syaikh Muhammad At-Tamimi
Imam Ahmad meriwayatkan,
Telah dituturkan kepada kami oleh Muhammad bin Ja'far, dari 'Auf, dari Hayyan bin al-'Ala', dari Qathan bin Qabishah, dari bapaknya (Qabishah) bahwa ia telah mendengar Nabi bersabda, Iyafah Tharq dan thiyarah adalah termasuk jibt
'Auf menafsiri hadits ini dengan mengatakan, Iyafah: meramal nasib dengan menerbangkan burung; dan tharq: meramal nasib dengan membuat garis di atas tanah. Adapun jibt, tafsirannya menurut Al-Hasan, "Ialah suara setan." 26.1
Hadits tersebut isnad-nya jayyid. Dan diriwayatkan pula dari Abu Dawud, An-Nasa'i dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dengan hanya menyebutkan lafazh hadits dari Qabishah, tanpa menyebutkan tafsirannya.
Jibt & Thaghut
Ibnu Hisyam berkata: Menurut orang-orang Arab jibt adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah, Sementara thaghut adalah segala sesuatu yang membuat orang berpaling dari kebenaran. Kata plural dari kata jibt ialah jubut, sementara kata plural dari kata thaghut adalah thawaghit
Ibnu Hisyam Berkata: Kami mendengar dari Ibnu Abu Najih berkata: bahwa jibt adalah sihir, sementara thaghut adalah setan.
Menurut 'Umar, Jibt ialah sihir, sedangkan thaghut ialah setan.
Terdapat beberapa tafsiran dari kalangan Salaf tentang makna kata Jibt, antara lain: berhala, sihir, tukang ramal, Huyai bin Akhthab dan Ka'ab bin Al-Asyraf (kedua orang ini adalah tokoh orang-orang Yahudi di zaman Rasulullah). Dengan demikian pengertiannya umum, namun mencakup makna itu semua, sebagaimana dikatakan oleh Al-Jauhari dalam Ash-Shahihah , Jibt itu adalah kata-kata yang dapat digunakan untuk berhala, tukang ramal, tukang sihir dan sejenisnya... Demikian halnya dengan thaghut, terdapat beberapa tafsiran yang menunjukkan pengertian umum. Antara lain: setan, setan dalam wujud manusia, berhala, tukang ramal, Ka'ab al-Asyraf. Ibnu Jarir Ath-Thabrani, dalam menafsirkan ayat ini, setelah menyebutkan beberapa tafsiran dari ulama Salaf, mengatakan, Jibt dan Thaghut itu ialah dua sebutan untuk setiap yang diagungkan dengan disembah selain Allah, atau ditaati, atau dipatuhi; baik yang diagungkan itu batu, manusia, ataupun setan.
Referensi :
Ibnu Ishaq, Syarah & Tahqiq: Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah: Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, Takhrij Hadis: Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Jakarta Timur: Akbarmedia, cet. 8, 1438 H / 2016 M.
Syuruthusy Syahadat, Syaikh Abdul Mun'im Musthafa Halimah, Jakarta Tengah: Inas Media, cet. 1, 2014 M
Kitab Tauhid, Syaikh Muhammad At-Tamimi
Kumpulan Fatwa Lajnah Da'imah, Juz II, hal. 543. Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 1, penerbit Darul Haq.
0 komentar:
Posting Komentar