Hadits Hari Ini

Cara Mencuci Benda yang Terkena Najis

Cara Mencuci Benda yang Terkena Najis




Cara Mencuci Benda yang Terkena Najis



Untuk mencuci benda yang kena najis, terlebih dahulu akan diterangkan bahwa najis terbagi atas tiga bagian:


1. Najis Mughallazah (Berat)

Yaitu najis anjing dan babi. Benda yang terkena najis ini hendaklah dibasuh tujuh kali, satu diantaranya hendaklah dibasuh dengan air yang dicampur dengan tanah. Sabda Rasulullah SAW.:

"Cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat dengan anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah." (HR.Muslim)



2. Najis Mukhaffafah (Ringan)

Misalnya kencing anak laki-laki yang belum memakan makanan lain selain ASI. Mencuci benda yang kena najis ini sudah memadai dengan memercikkan air pada benda itu, meskipun tidak mengalir. Adapun kencing anak perempuan yang belum memakan apa-apa selain ASI, cara mencucinya hendaklah dibasuh sampai air mengalir diatas benda yang kena najis itu, dan hilang zat najis dan sifat-sifatnya, sebagaimana mencuci kencing orang dewasa.

"Sesungguhnya Ummu Qais telah datang kepada Rasulullah SAW. beserta bayi laki-lakinya yang belum makan makanan selain ASI. Sesampainya di depan Rasulullah, beliau dudukkan anak itu di pangkuan beliau, kemudian beliau dikencinginya, lalu beliau meminta air, lantas beliau percikkan air itu pada kencing kanak-kanak tadi, tetapi beliau tidak membasuh kencing itu." (HR.Bukhari & Muslim)

Sabda Rasulullah SAW.:
"Kencing kanak-kanak perempuan dibasuh, dan kencing kanak-kanak laki-laki diperciki." (HR.Tirmidzi)


3. Najis Mutawassitah (Pertengahan)

Yaitu najis yang lain daripada kedua macam yang tersebut diatas. Najis pertengahan ini terbagi atas dua bagian:
a. Najis Hukmiah ; yaitu yang kita yakini adanya, tetapi tidak nyata zat, bau, rasa, dan warnanya, seperti kencing yang sudah lama kering, sehingga sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air diatas benda yang kena itu.
b. Najis 'ainiyah ; yaitu yang masih ada zat, warna, rasa, dan baunya, kecuali warna atau bau yang sangat sukar menghilangkannya, sifat ini dimaafkan. Cara mencuci najis ini hendaklah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya.



























Referensi : 
Fiqh Islam | H.Sulaiman Rasjid

0 komentar:

Posting Komentar

Postingan Instagram

Wajib Baca.!

Jangan Sombong Dalam Keadaan Apapun

Sombong  adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat pertama , S...