Konsisten dalam Bersikap
Jika berada dalam kebenaran secara pasti, maka jangan biarkan musuh anda mendapatkan kelemahan anda dalam kata-kata. Pastikan sikap anda dan pangkaslah hasrat musuh dalam menanti kesalahan anda.
Contoh dari sikap ini adalah sikap para tukang sihir Fir'aun ketika mereka beriman,
"Putuskanlah apa yang hendak engkau putuskan. Sesungguhnya engkau hanya memutuskan di dunia saja." (QS. Thaha:72)
Allah berfirman,
"Jika berpalingnya mereka terasa berat bagimu, dan engkau bisa membuat lubang di bumi dan membuat tangga di langit, (lakukanlah) di hadapan mereka sebagai mukjizat. Jika Allah mau, maka Allah akan kumpulkan mereka dalam hidayah. Oleh karena itu, jangan engkau menjadi termasuk orang-orang yang bodoh." (QS.Al-An'am:35)
Dari Ibnu Abbas r.a,"Musailamah al-Kadzab datang pada masa Rasulullah s.a.w dan dia berkata dihadapan beberapa orang dari kaumnya, 'Jika Muhammad menyerahkan jabatannya kepadaku setelah dia, aku akan mengikutinya.' Kemudian Rasulullah datang kepadanya bersama Tsabit ibn Qais ibn Syammas. Di tangan beliau terdapat sepotong pelepah kurma dan beliau berhenti di hadapan Musailamah yang sedang bersama pengikutnya. Beliau berkata kepada Musailamah, 'Jika engkau meminta kepadaku potongan ini, aku tidak akan memberikannya kepadamu dan hukum Allah tidak akan luput darimu. Jika engkau menentang kebenaran, sungguh Allah akan menyiksamu. Aku telah diperlihatkan dalam mimpi tentang engkau. Inilah Tsabit yang menjawab kepadamu dariku.' Kemudian Rasulullah pergi meninggalkannya. Aku (Ibnu Abbas) bertanya tentang ucapan beliau (aku telah diperlihatkan dalam mimpi tentang engkau). Abu Hurairah r.a mengatakan kepadaku bahwa Rasulullah berkata, ' Ketika aku tidur, aku melihat dua gelang emas di tanganku. Dua gelang itu menyedihkan aku. Maka di dalam mimpi aku diwahyukan untuk meniup keduanya. Ketika aku meniupnya, keduanya terbang . Aku menakwili dua gelang itu sebagai dua orang pendusta yang keluar setelah aku. Salah satu nya adalah al-Unsi dan yang lainnya adalah Musailamah'." (HR.Bukhari & Muslim)
Allah berfirman,
"Sesungguhnya perumpamaan Isa dihadapan Allah seperti perumpamaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian berkata kepadanya, 'Jadilah!' Maka jadilah ia. Kebenaran adalah dari Tuhanmu, maka jangan jadi orang yang ragu. Jika ada orang yang menentangmu berkenaan dengan penciptaan Isa, setelah pengetahuan itu datang kepadamu, katakanlah, 'Kemarilah, kami ajak anak-anak kami dan anak-anak kalian, istri-istri kamu dan istri-istri kalian, jiwa kami dan jiwa kalian, kemudian kita ber-mubahalah* untuk menjadikan laknat Allah jatuh kepada orang-orang yang berdusta'." (QS.Ali-Imran:59-61)
Contoh kekuatan sikap lainnya adalah ucapan Nuh a.s kepada kaumnya,
"Wahai kaumku, jika kalian merasa berat tinggal bersamaku dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah, maka hanya kepada Allah aku bertawakal. Bulatkanlah tekad kalian dan kumpulkanlah teman-teman kalian (untuk membinasakan aku). Kemudian jangan kalian merahasiakan tekad kalian itu. Laksanakanlah dan jangan menunda-nunda!". (QS.Yunus:31)
Ibrahim a.s berkata kepada kaumnya,
"Aku tidak takut terhadap (bahaya dari) sembahan-sembahan yang kalian persekutukan dengan Allah, kecuali jika Allah menghendaki (dari bahaya itu)." (QS.Al-An'am:80)
*Note: Mubahalah adalah dua orang yang bertikai, masing-masing berdoa dengan serius agar laknat Allah jatuh kepada orang yang berdusta dari mereka.
Referensi:
Fiqh al-Akhlaq wa al-Mu'amalat baina al-Mu'minin, Syaikh Musthafa al-'Adawy, Jakarta: Qisthi Press, cet. 1, 2005 M.
Fiqh al-Akhlaq wa al-Mu'amalat baina al-Mu'minin, Syaikh Musthafa al-'Adawy, Jakarta: Qisthi Press, cet. 1, 2005 M.
0 komentar:
Posting Komentar