Hadits Hari Ini

Apa itu Ibadah ?

Apa itu Ibadah ?




Apa itu Ibadah ?


Makna dari tiada tuhan selain Allah ialah bahwasanya ilah itu adalah dzat yang disembah oleh hati, yakni dzat yang diibadahi oleh hati dengan penuh rasa cinta, ketundukan, rasa takut, penuh harap, rasa cemas, pasrah, merendahkan diri dihadapan-Nya, memelas kepada-Nya, bersandar pada-Nya, dan itu semua tidak sepantasnya dicurahkan kepada yang lain kecuali hanya kepada Allah 'Azza wa Jalla saja sebagai Pencipta Segala sesuatu, Yang Membentuk rupa segalanya, Yang Membolak-balikan semuanya, Yang Mengatur seluruhnya, Yang Mengawali penciptaan makhluk-Nya dan Membangkitkannya krmbali, Yang Kuasa untuk berbuat apa yang Dia kehendaki, dan tidak ada upaya dan daya melainkan dengan izin-Nya.

Ibadah adalah tujuan Allah menciptakan makhluk-Nya dan perjanjian yang diambil oleh Allah atas makhluk-Nya. Karena ibadah itulah Dia mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab-Nya. Karena-Nya pula, Dia menciptakan dunia dan akhirat, serta surga dan neraka. Ibadah adalah istilah yang mencakup semua hal yang dicintai dan diridhai oleh Allah 'Azza wa Jalla berupa ucapan dan perbuatan, baik lahir maupun batin. Alasan dari adanya ibadah ialah sebagai puncak cinta dan ketundukan. Ibadah tidak bermanfaat tanpa salah satu dari keduanya. Karena itulah dikatakan bahwa barangsiapa beribadah kepada-Nya dengan cinta, rasa takut, dan harap maka ia adalah seorang mukmin yang bertauhid.

Ibadah zahir seperti melafalkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa, haji, jihad dijalan Allah, amar makruf nahi munkar, membantu orang yang mengalami masalah, menolong orang yang terzalimi, mengajarkan kebaikan kepada orang lain, menyeru ke jalan Allah, menyambung silaturahmi, menegakkan keadilan diantara sesama makhluk diatas muka bumi, membimbing masyarakat kepada kebenaran, berbakti kepada kedua orang tua, memberi nafkah keluarga, dan membantu pekerjaan mereka, berakhlak baik terhadap orang lain, dan ibadah-ibadah lainnya yang sesuai dengan syariat islam.
Adapun ibadah batin seperti Iman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk, rasa takut kepada Allah, perasaan cemas terhadap-Nya, penuh harap kepada-Nya, pasrah kepada-Nya, hasrat dan risau kepada-Nya, cinta dan benci karena-Nya, kasih sayang dan permusuhan karena-Nya, dan ibadah lain yang termasuk perkara-perkara hati.

Ibadah memiliki dua rukun, yaitu ikhlas dan benar. Hakikat dari ikhlas adalah seorang hamba hanya meniatkan amalnya untuk keridhaan Allah 'Azza wa Jalla dan mengharapkan akhirat. Allah Ta'ala berfirman:
"Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat." (QS.Asy-Syura:20)"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) diakhirat kecuali neraka, dan sia-sialah disana apa yang telah mereka usahakan (didunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan." (QS.Hud:15-16)

Dalam Shahihain dari Umar bin Khattab r.a. berkata,
"Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya amal perbuatan itu hanya tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang hnya mendapatkan apa yang telah dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diraihnya atau wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya untuk apa yang ia tuju dalam hijrahnya."

Di dalam Sahih Muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk fisik kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian." (HR.Muslim)

Dalam hadits lain riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Musa r.a. berkata bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang seseorang yang berperang karena keberaniannya, berperang karena semangatnya, dan berperang karena pamer, manakah diantara ketiganya yang berperang di jalan Allah? Kemudian Rasulullah SAW. menjawab: "Siapa saja yang berperang agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi maka ia berada dijalan Allah."
Hadits diatas adalah hakikat ikhlas. Adapun yang dimaksud benar adalah mengerahkan usaha untuk melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan apa yang Allah larang; mempersiapkan diri untuk bertemu Allah, tidak berkecil hati dan tidak malas dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah; menahan diri dengan kendali takwa dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah; menjauhkan diri dari setan dengan senantiasa berzikir kepada Allah; dan istiqamah di atas itu semua sesuai dengan kemampuannya hingga masuk ke dalam kubur. Allah Ta'ala berfirman:

"Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar." (QS.At-Taubah:119)

"Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah..." (QS.Al-Ahzab:23)

"Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji.? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta." (QS.Al-Ankabut:1-3)

"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang-orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS.Al-Baqarah:177)

Apabila niat yang baik dan tekad yang tulus terhimpun pada diri seorang hamba maka akan memunculkan amal, dan amal akan diterima dengan syarat mengikuti tuntunan Nabi SAW. Sebab, beribadah kepada Allah Ta'ala harus sesuai dengan apa yang telah disyariatkan, yakni sesuai agama Islam, sebagaiman telah Rasulullah jelaskan baik melalui ucapannya, perbuatannya, maupun takrirnya. Didalam Shahihain diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari ajaran kami maka amalan tersebut tertolak."
Amal hanya akan muncul dengan ketulusan tekad dan hanya akan diterima dengan keikhlasan niat serta mengikuti sunnah. Fudhail bin Iyadh ketika mengomentari ayat 7 surah Hud yang berbunyi, "...agar Dia menguji siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya..." mengatakan bahwa maksudnya adalah melakukan suatu amal dengan ikhlas dan benar, yakni bersih dari noda-noda kesyirikan dan sesuai dengan sunnah.


























Referensi : 
Syarah 10 Muwashafat | Muhammad Husain Isa Ali Manshur

0 komentar:

Posting Komentar

Postingan Instagram

Wajib Baca.!

Jangan Sombong Dalam Keadaan Apapun

Sombong  adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat pertama , S...