Hadits Hari Ini

Etika Berbicara dengan Wanita

Etika Berbicara dengan Wanita

Etika Berbicara dengan Wanita


Berbicara dengan wanita selayaknya dilakukan dalam kondisi mendesak; kondisi dimana kita dengan terpaksa harus berbicara dengan mereka, bukan dalam kondisi normal. Mereka adalah ujian dan kelembutan ucapanya sering kali membangkitkan hasrat lelaki yang didalam hatinya terdapat penyakit.

Rasulullah Shallalahu 'alaih wa Sallam bersabda,
"Setelah aku nanti, ujian yang paling berat bagi laki-laki adalah wanita." (HR. Bukhari & Muslim)

Rasulullah Shallalahu 'alaih wa Sallam bersabda,
"Hati-hatilah terhadap wanita. Ujian pertama yang ada di kalangan Bani Israel adalah wanita." (HR. Muslim)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzab:32)

Sering berbicara dengan kaum wanita dan kecenderungan mereka memanjakan ucapannya merupakan sumber ujian besar. Yang dimaksud bahwa wanita tidak boleh memanjakan ucapannya bukan berarti mereka harus berkata-kata dengan keras dan kasar. Yang diharapkan adalah bersikap apa adanya dalam berbicara tanpa memanjakan suara.

Bukankah Rasulullah Shallalahu 'alaih wa Sallam telah bersabda, "Barang siapa menemukan kejanggalan dalam shalat (jamaah), maka bertasbihlah (untuk mengingatkan). Sedangkan wanita mengingatkan dengan menepuk tangan." (HR. Bukhari & Muslim)

Jadi jika seseorang wanita menemukan kejanggalan di dalam shalat (jamaah) untuk mengingatkan kejanggalan itu dia disyariatkan menepuk tangan, bukan dengan ucapan (tasbih). Karena ucapan wanita bisa mengganggu laki-laki yang sedang shalat.

Jika ada kondisi dimana seorang laki-laki harus berbicara dengan wanita, maka lakukanlah sesuai kebutuhan dan harus menghindari keterlenaan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai kerusakan.

Disyariatkan untuk mengucapkan salam kepada wanita, selama tidak dikhawatirkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Tentunya tanpa berjabat tangan, sebagaimana telah kita ketahui. Ummu Hani pernah datang kepada Rasulullah Shallalahu 'alaih wa Sallam dan beliau berkata kepadanya, "Selamat datang, wahai Ummu Hani." (HR. Bukhari & Muslim)

Asma binti Amis pernah datang kepada Umar bin Khaththab dan terjadi perbincangan serius antara mereka berdua tentang beberapa persoalan. (HR. Bukhari & Muslim)

Allah berfirman, "Jika kalian meminta suatu barang pada mereka (wanita), maka mintalah dari belakang tabir. Yang demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka." (QS. Al-Ahzab:53)

Pertanyaan wanita kepada laki-laki tentang persoalan agama adalah dianjurkan. Ayat-ayat dan hadits -hadits yang mendukung anjuran ini sangat banyak sekali.

Dari Ummu Salamah r.a., "Ummu Sulaim berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak pernah malu dengan kebenaran. Apakah wanita wajib mandi jika dia mimpi basah?' Beliau menjawab, 'Ya, jika dia melihat air (dari kemaluannya setelah terjaga)'." (HR. Bukhari & Muslim)

Hindun binti Utbah pernah juga  bertanya kepada Rasulullah, " Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan itu pelit. Dia tidak memberikan nafkah yang cukup buat aku dan anakku, maka aku mengambil sesuatu darinya tanpa sepengetahuan dia." Beliau berkata , "Ambillah apa yang cukup buat engkau dan anakmu dengan cara yang baik (tidak berlebihan)." (HR. Bukhari & Muslim)





















Referensi :
Fiqh al-Akhlaq wa al-Mu'amalat baina al-Mu'minin, Syaikh Musthafa al-'Adawy, Jakarta: Qisthi Press, cet. 1, 2005 M.

0 komentar:

Posting Komentar

Postingan Instagram

Wajib Baca.!

Jangan Sombong Dalam Keadaan Apapun

Sombong  adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat pertama , S...